Mobility

Kejaksaan Brasil Gugat BYD, Tuding Ada Kondisi Mirip Perbudakan dalam Pembangunan Pabrik

×

Kejaksaan Brasil Gugat BYD, Tuding Ada Kondisi Mirip Perbudakan dalam Pembangunan Pabrik

Share this article
Ilustrasi, BYD - dok.Tech in Asia

Sao Paulo, Mobilitas – Gugatan yang dilayangkan Kantor Kejaksaan Tenaga Kerja Umum (MPT) Brasil pada Selasa (27/5/2025) itu menyebut pihak yang bertanggung jawab atas kondisi tersebut selain Build Your Dreams (BYD), juga dua kontraktornya.

Kedua kontraktor itu adalah China JinJiang Construction Brazil dan Tonghe Equipamentos Inteligentes do Brasil Co yang saat ini bernama Tecmonta Equipamentos Inteligentes Brasil Co. Gugatan tersebut juga menuduh adanya penyimpangan visa yang digunakan untuk membawa pekerja ke Brasil dan adanya penyitaan paspor mereka.

Laporan Bloomberg News yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (4/6/2025) menyebut Jaksa penuntut menyatakan pada bulan Desember 2024, sebanyak 220 orang pekerja asal Republik Rakyat Cina ditemukan dalam situasi yang “mirip perbudakan”. Kejaksaan menggambarkan mereka sebagai korban perdagangan manusia internasional.

“Mereka telah mengajukan gugatan yang meminta ganti rugi lebih dari 257 juta real (US$46 juta) setelah perusahaan tersebut menolak menandatangani perjanjian penyesuaian perilaku,” sebut Bloomberg.

Selain itu jaksa menuntut agar BYD dan kedua kontraktor membayar ganti rugi individual yang setara dengan 21 kali gaji kontraktual kepada masing-masing pekerja. Jaksa juga menuntut pembayaran upah sesuai kontrak untuk setiap hari selama pekerja mengalami kondisi buruk, ditambah pembayaran pesangon yang seharusnya dibayarkan.

Pembangunan pabrik BYD di Camacari, Brasil – dok.Reuters

Sementara itu, laporan BBC yang dinukil Mobilitas di Jakarta, Rabu (4/6/2025) yang mengutip isi surat gugatan itu menyebut Jaksa mengatakan para pekerja menghadapi biaya tinggi untuk mengakhiri kontrak mereka. “Kondisi seperti perbudakan” yang didefinisikan hukum Brasil itu termasuk ikatan utang dan pekerjaan yang melanggar martabat manusia

Sedangkan BYD tidak segera menanggapi permintaan komentar dari BBC. Tetapi sebelumnya, pabrikan besutan Wang Chuanfu itu mengatakan bahwa mereka tidak menoleransi pelanggaran hak asasi manusia dan undang-undang ketenagakerjaan.

Pihak berwenang Brasil menghentikan pembangunan pabrik akhir tahun 2024 lalu setelah para pekerja ditemukan tinggal di akomodasi sempit dengan “kondisi kenyamanan dan kebersihan minimum,” sebut MPT.

Padahal pabrik yang dibangun di kota Camacari di timur laut Brasil itu dijadwalkan beroperasi pada Maret 2025. Pabrik ini memiliki kapasitas awal 150.000 mobil per tahun, dan akan ditingkatkan menjadi 300.000 unit pada dua tahun setelahnya. (Din/Aa)

 

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id