Jakarta, Mobilitas – Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) itu dipasang pada lampu lalu-lintas di 20 persimpangan jalan sejak April.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, yang ditanya Mobilitas tentang hasil yang dicapai dengan penggunaan perangkat itu, di Jakarta, Senin (4/7/2023) mengklaim hasilnya cukup signifikan.
“Karena dengan AI itu lampu isyarat lalu-lintas di setiap persimpangan jalan yang dipasang AI itu langsung menyesuaikan dengan kondisi riil yang ada dari waktu ke waktu. Sehingga durasi lampu merah atau hijau lebih lama ketika ada penumpukan kendaraan. Dengan begitu, antrean kendaraan di lampu lalu-lintas tidak menumpuk dan panjang. Kemacetan berkurang antara 15 persen sampai 20 persen,” papar Syafrin.
Sebelum menggunakan perangkat intelligent transport system untuk lampu pengatur lalu-lintas di 20 persimpangan tersebut, kata Syafrin, pihaknya harus secara rutin menurunkan petugas untuk melakukan setting ulang lampu lalu-lintas sesuai dengan keadaan.
Sehingga, tidak jarang hasil setting-an itu justeru menimbulkan kemacetan karena arus lalu-lintas yang ada berubah dengan cepat dalam hitungan menit.
“Karena memang arus lalu-lintas di Jakarta ini kan sulit diprediksi ya. Meskipun, secara umum kepadatan lalu-lintas itu terjadi pada jam masuk atau pulang kantor. Tetapi, tidak jarang di luar jam-jam itu tiba-tiba lalu-lintas padat, dan antrean kendaraan di depan lampu pengatur lalu-lintas panjang, yang menyebabkan kemacetan,” tandas dia.
Oleh karena itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk menggunakan perangkat AI untuk menyesuaikan durasi lampu pengatur lalu-lintas itu, ternyata lebih fleksibel. “Dan sekarang hasilnya bisa dirasakan,” ucap Syafrin. (Sar/Aa)