Luar Biasa, Cina Kuasai 75 Persen Pasar Mobil Listrik di Asia Tenggara

0
1053
Ilustrasi, pengecasan daya baterai mobil listrik - dok.Forbes.com

Jakarta, Mobilitas – Permintaan mobil listrik (plug-in hybrid hingga listrik murni atau BEV) meningkat sejalan dengan transisi menuju era elektrifikasi.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) Cui Dongshu dalam keterangan resmi yang dirilis situs resmi asosiasi dan dikutip Mobilitas, di Jakarta, Senin (21/8/2023) mengatakan permintaan mobil bersumber tenaga dari setrum buatan pabrikan Cina sepanjang Januari hingga Juli 2023 ini melonjak di dua wilayah.

“Eropa dan Asia Tenggara (ASEAN) mencatatkan lonjakan permintaan mobil elektrifikasi (plug-in hybrid dan listrik baterai),” papar dia.

Mengutip data asosiasinya, Cui menyebut jumlah mobil (baik konvensional maupun elektrifikasi) buatan pabrikan di Negeri Tirai Bambu yang diekspor ke berbagai negara sepanjang tujuh bulan pertama mencapai 2,533 juta unit. Jumlah ini meroket 67,9 persen dibanding total jumlah mobil yang diekspor selama periode sama di 2022.

“Dari jumlah mobil yang diekspor tersebut, 636.000 merupakan mobil elektrifikasi. Jumlah ekspor mobil berteknologi energi terbarukan ini meningkat 1,5 kali lipat dibanding tujuh bulan pertama di 2022,” ungkap Cui.

Mobil listrik Neta V yang dijual di Thailand dan Indonesia – dok.Istimewa

Sebelumnya, perusahaan riset bidang Teknologi, Media, dan Telekomunikasi (TMT) Counter Point menyebut selama kuartal pertama 2023 pabrikan mobil asal Cina mendominasi penjualan mobil setrum di ASEAN. Setiap empat mobil bersumber tenaga dari setrum yang terjual di wilayah ini, tiga di antaranya merupakan mobil listrik buatan pabrikan Negeri Panda.

“Grup pabrikan mobil Cina mencatatkan pertumbuhan pesat dan melampaui pesaing mereka di kawasan Asia Tenggara, dengan pangsa pasar meningkat dari 38% tahun 2022 lalu menjadi hampir 75%,” kata analis Counterpoint Abhilash Gupta seperti dikutip Reuters.

Namun, penjualan mobil setrum di kawasan ini yang terbanyak masih di Thailand. Total kontribusi penjualan di Negeri Gajah Putih tersebut mencapai 79 persen.

Kendati begitu, penyerapan mobil listrik asal Cina diperkirakan semakin melonjak seiring dengan hadirnya pabrikan dari negeri itu di pasar utama Asia Tenggara, yakni Indonesia dan Thailand. Hadirnya Great Wall Motor, SAIC Motor, Neta Auto, Morris Garage, hingga Chery diyakini sebagai daya dorong yang kuat penggelontoran mobil setrum di kawasan ASEAN. (Jrr/Aa)