Bisnis

Meski Sudah Generasi Baru, Penjualan Vios di RI Tetap Tak Menderu

×

Meski Sudah Generasi Baru, Penjualan Vios di RI Tetap Tak Menderu

Share this article
Toyota All New Vios yang diluncurkan di Indonesia 12 Oktober 2022 - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Toyota menghentikan produksi Toyota Vios di Indonesia mulai Oktober 2022.

Meski begitu PT Toyota Astra Motor (TAM) tetap menjual small sedan itu, dan unitnya diimpor secara utuh dari Thailand. Agen pemegang merek Toyota di Indonesia ini meluncurkan Vios generasi baru berplatform Daihatsu New Global Architecture tersebut pada 12 Oktober 2022.

Generasi baru Vios ini disajikan dalam tiga varian yakni Vios 1.5 E M/T berbanderol Rp 314,9 juta on the road (OTR) Jakarta, Vios 1.5 G CVT Rp 355,2 juta, dan Vios 1.5 G CVT TSS Rp 368,4 juta. Sederet fitur canggih, termasuk Toyota Safety Sense (TSS) disematkan padanya.

“Hari ini kami hadirkan All New Vios dengan platform baru dan all new design pada seluruh aspek eksterior dan interior, serta peningkatan safety feature dan tambahan advance teknologi baru. Kami harap All New Vios dapat menjawab kebutuhan pelanggan di segmen sedan dan meneruskan perannya sebagai  market leader,” papar Vice President Director PT TAM, Henry Tanoto, dalam keterangan resmi peluncuran mobil tersebut.

Hanya, meski telah menyandang status All New dengan sederet keunggulan yang ditawarkan, ternyata penjualannya masih jeblos. Tercatat, di Januari 2023 unit yang terjual ke diler (wholesales) hanya 23 unit.

Peluncuran Toyota All New Vios di Indonesia – dok.Istimewa

Jumlah itu ambrol dibanding Desember 2022 yang masih 72 unit dan menyusut dibanding November 2022 yang masih 25 unit. Tak cuma itu, penjualan tersebut juga di bawah penjualan Januari 2022 yang sebanyak 39 unit, dan Januari 2021 yang mencapai 48 unit.

Namun ambrolnya penjualan Toyota Vios tak terjadi di bulan maupun tahun itu saja. Sebab, sudah bertahun-tahun penjualannya berada di tren penurunan.

Fakta berbicara, pada 2013 total wholesales Vios tercatat 3.115 unit, tetapi di tahun berikutnya merosot menjadi 2.216 unit, dan 2015 ambles lagi menjadi 1.414 unit. Bahkan empat tahun berikutnya ambyar menjadi 1.077 unit, 746 unit, 701unit dan 502 unit.

Kemerosotan kian parah di 2020, yakni cuma 309 unit. Meski di 2021 – saat pemerintah menggelontorkan insentif diskon tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) – penjualan menjadi 1.243 unit, tetapi itu tak berlanjut di 2022 karena yang laku hanya 250 unit. (Daf/Aa)