Tokyo, Mobilitas – Mitsubishi Fuso, Rabu (7/9/2022) meluncurkan generasi terbaru truk listrik eCanter.
Manajemen Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC), dalam peluncuran yang disiarkan melalui kanal resmi new-ecanter, Rabu (7/9/2022) generasi anyar eCanter ini menyebut ada serangkaian ubahan. Mulai dari drivertrain, kabin, hingga fitur.
“Generasi terbaru eCanter ini menggunakan eAxle yang mengintegrasikan motor listrik dengan gandar belakang. Sehingga struktur drivertrain lebih ringkas,” ungkap perwakilan MFTBC.
Kabin eCanter paling anyar ini lebih bervariasi. Lebar kabin terbesar 2.130 milimeter (mm) sedangkan tipe standar 1.700 mm.
Jarak sumbu roda (wheelbase) diperluas mulai dari 2.500 mm -hingga 4.750 mm. Pasalnya, eCanter terbaru ini menggunakan modular baru untuk penempatan baterai.
Sehingga ada tiga varian model berdasar wheelbase-nya. Varian satu baterai menggunakan baterai berkapasitas 41 kWh yang dapat menempuh jarak 80 kilometer (km) sekali cas.
Varian berbaterai dua buah sanggup berjalan 140 km. Sedangkan varian tiga baterai sanggup berjalan hingga 200 km sekali isi daya.
“Selain itu, e-Canter generasi baru juga mendapatkan fitur baru yakni unit Power Take Off (ePTO). Fitur ini memungkinkan pemilik kendaraan yang ingin menggunakan aplikasi untuk tujuan khusus. Seperti pengoperasian dengan tipper, derek belakang, dan lainnya,” sebut MFTBC.
e-Canter generasi anyar ini juga dilengkapi sistem pengereman regeneratif yang dikontrol pada empat tingkat. Teknologi ini berfungsi menghemat daya listrik.
Menariknya lagi, dengan akses khusus ke fungsi V2X, baterai eCanter bisa digunakan untuk memasok listrik ke rumah atau peralatan lain di saat kondisi darurat. Rencananya, eCanter mulai dijual di Jepang pada musim semi 2023, setelah itu dikirim ke negara-negara lain.
Mitsubishi Fuso eCanter lawas diluncurkan lima tahun lalu. Pernyataan Daimler – selaku pemegang 89,2% saham MFTBC – yang dinukil Mobilitas, Rabu (7/9/2022) menyebut sudah ada ratusan unit eCanter tersebar di dunia. Mereka dipakai di 13 negara di Eropa, Amerika, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
“Truk listrik itu telah menempuh jarak sejauh 5 juta mil atau sekitar 8 juta kilometer melintasi jalanan negara-negara tersebut,” klaim Daimler.
