Pahami, Ini Manfaat dan Dampak Negatif Remapping ECU Motor

0
1929
Ilustrasi, proses remapping ECU motor - dok. Bennetts Insurance

Jakarta, Mobilitas – Saat ini istilah remapping (remap) perangkat Engine Control Unit (ECU) sepeda motor semakin familiar di kalangan pecinta motor kencang.

Sebab, remap ECU yang merupakan tindakan modifikasi atau mengubah software default di ECU bertujuan agar tarikan motor enteng dan lebih kencang dari setelan yang ditetapkan pabrikan. Sehingga, performa motor benar-benar maksimal.

“Itu terjadi setelah dilakukan reprogramming di software untuk mengoptimalkan kinerja mesin. Modifikasi atau yang biasa disebut remapping ECU ini memang bertujuan untuk mengubah pengaturan pada beberapa parameter yang terkait dengan kontrol mesin,” papar pemilik Junk Speed Motor, Ali Nurdin, saat ditemui Mobilitas, di Kosambi, Cengkarang, Jakarta Barat, Rabu (13/9/2023).

Inti dari proses pengaturan ulang software ECU itu adalah pengaturan konsumsi bahan bakar khususnya pengaturan ritme kerja injektor bahan bakar (BBM) dalam menyemburkan BBM ke ruang bakar mesin. Hasilnya, semburan tenaga dan torsi semakin maksimal, sehingga akselerasi motor juga semakin cepat.

“Bahkan, laju maksimal motor juga semakin tinggi dari yang dicapai sebelumnya,” ucap Ali.

Umumnya, lanjut Ali, remapping ECU ini dilakukan oleh pemilik motor dengan mesin yang berkapasitas 150cc ke atas. Mereka melakukannya karena pabrikan produsen motor memang sengaja tidak men-setting performa mesin benar-benar mencapai maksimal sesuai dengan spesifikasi aslinya.

Ilustrasi, servis motor untuk mengatrol performa mesin – dok.Mobilitas

“Tujuannya bermacam-macam. Tetapi yang paling utama adalah aspek keamanan dan keselamatan. Kemudian juga untuk menjaga tingkat emisi dan konsumsi bahan bakar agar lebih efisien,” jelas Ali.

Namun, Ali mengingatkan dibalik manfaat yang bisa dipetik itu juga terdapat risiko yang bakal terjadi jika remapping ECU itu dilakukan. Pertama, file-file lama di ECU berpotensi hilang atau bahkan rusak dan tidak bisa dibaca lagi.

Kedua, jika beberapa kali dilakukan settingan baru dalam remapping ECU, maka komponen ECU sangat berpotensi cepat rusak. Apalagi, jika proses remapping itu dilakukan bukan oleh seorang ahli yang benar-benar kompeten dan dengan dukungan peralatan yang mumpuni.

Ketiga, konsumsi bahan bakar motor menjadi boros. Keempat, karena tenaga maupun torsi yang dihasilkan pasca remapping melonjak dan kecepatan maksimal bertambah, maka potensi bahaya terhadap keamanan berkendara juga semakin tinggi. (Nur/Aa)