Jakarta, Mobilitas – Penyusutan jumlah orang yang masuk kategori kelas menengah (khususnya mereka yang merupakan kelompok kelas menengah pemula atau kelas menengah terbawah dan tengah) dikarenakan daya beli yang menurun.
Peneliti utama LPEM universitas Indonesia, Prof. Riyanto, saat ditemui Mobilitas di sela diskusi bertajuk Polemik Insentif BEV Impor yang digelar Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta, Senin (25/8/2025) menyebut pangsa pasar LCGC saat ini sudah turun jauh, jika di tiga dua tahun lalu masih 20 persen, sekarang hanya 18 persen. Faktor daya beli, kata dia, menjadi penyebabnya.
“Mayoritas pembeli mobil ini (LCGC) adalah first buyer dan sensitif terhadap dinamika ekonomi. Apalagi, sekitar 80 – 85 persen pembelian menggunakan cara kredit. Saat ini lembag pembiayaan juga semakin strike atau lebih ketat,” ungkap Riyanto.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (25/8/2025) menyebut menunjukkan penjualan LCGC (wholesales) pada Juli 2025 sebanyak 8.923 unit. Penjualan itu ambles 40 persen) dibanding Juli 2024 yang sebanyak 14.809 unit pada Juli 2024.
Sedangkan secara kumulatif Januari-Juli 2025 penjualan mobil kelas ini sebanyak 72.986 unit. Jumlah itu merosot 30,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebanyak 104.452 unit.
Fakta ini diakui oleh Sekretaris Jenderal Gaikindo, Kukuh Kumara, yang ditemui Mobilitas di tempat sama. Menurunnya pangsa pasar LCGC ini , sebut Kukuh, sejalan dengan penrunan total penjualan.
“Tetapi penurunan segmen LCGC ini lebih besar dari penurunan pasar dikarenakan konsumen LCGC lebih sensitif terhadap harga. Tetapi pembelian masih terjadi karena orang menjadikannya sebagai taksi online, ” ujar Kukuh.
Sekadar informasi data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga akhir tahun 2024 jumlah kelas menengah Indonesia melorot menjadi 47,85 juta jiwa. Padahal di tahun 2019, jumlahnya masih sebanyak 57,33 juta jiwa. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id