Jakarta,Mobilitas – Badan usaha investasi milik pemerintah Singapura atau Government of Singapore Investment Corporation (GIC) menggugat produsen mobil listrik asal Republik Rakyat Cina, Nio, di pengadilan Amerika Serikat (AS).
Laporan laman CarnewsChina dan Xiake Auto yang disitat Mobilitas, di Jakarta, Jumat (17/10/2025) menyebut dalam gugatan tersebut GIC menilai Nio telah melakukan manipulasi informasi. Nio dinilai telah menggelembungkan pendapatan dan laba melalui perusahaan baterai Nio Battery Asset Co. Ltd atau Weineng.
“Nio telah menggunakan Weineng untuk menggelembungkan pendapatan dan laba dengan mengakui pendapatan penjualan baterai itu secara prematur. Bahkan Nio telah mengaburkan kendali sebenarnya atas entitas tersebut, ” bunyi laporan itu.

Dengan modus penggunaan Weineng sebagai bagian dari operasi bisnisnya, Nio berhasil mengklaim pendapatan substansial perusahaan tersebut. Bahkan, Nio juga memindahkan biaya penyusutan baterai dari neracanya.
Walhasil, pendapatan Nio pada kuartal keempat 2020 meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari 2,85 miliar yuan menjadi 6,64 miliar yuan. Namun awal Oktober 2025, pengadilan menangguhkan atau menunda sementara gugatan GIC itu.
Sebab, ternyata, Nio kini juga tengah menghadapi gugatan class action dari investor di AS. Jika persidangan gugatan ini selesai, maka gugatan GIC akan dilanjutkan. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id












