Bangkok, Mobilitas – Industri sepeda motor di wilayah Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepanjang Januari hingga September tahun ini dinilai telah mulai menuju ke pemulihan setelah sepanjang 2020 lalu, lunglai terdampak pandemi Covid-19. Setidaknya, indikasi itu terlihat dari penjualan produk yang meningkat lumayan sepanjang Januari hingga September.
Laman Motorcycle Data, belum lama ini, melaporkan di periode sembilan pertama tahun ini sudah 9,2 juta unit sepeda motor yang terlego di wilayah tersebut. Jumlah itu naik 15,1% dibanding penjualan selama periode sama tahun 2020, tetapi masih ambles 19,1% dibanding sembilan pertama tahun 2019.
“Data ini merupakan angka penjualan di sejumlah negara anggota ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Filipina, Singapura dan Kamboja. Tetapi tidak termasuk Myanmar, Laos, dan Brunei yang hingga tenggat perilisan data belum ada laporan penjualan,” tulis laman tersebut.
Fakta data juga menunjukkan, di rentang waktu itu, penjualan motor di sejumlah negara yang selama ini menjadi pasar utama di ASEAN tetap ada yang naik dan turun. Tercatat, penjualan di Indonesia – yang merupakan pasar terbesar – naik 33,2%.
Kemudian di Filipina naik 25,9%, Thailand naik 5,1%, Singapura naik 13,9% dan Kamboja naik 5,0%. Sebaliknya, penjualan di Vietnam menyusut 6,8%, dan di Malaysia menciut 2,5%.
Tetapi yang pasti, kinerja penjualan selama sembilan bulan pertama tahun ini jauh di atas rata-rata di wilayah secara kesekuruha. Selama setahun penuh pada 2020 lalu, total penjualan motor di ASEAN hanya sebanyak 10,85 juta unit alias ambles 28,9% dibanding tahun sebelumnya.
Maklum, penjualan di Indonesia – yang menjadi penyumbang angka penjualan terbanyak – anjlok hingga 43,7%, Filipina merosot 30,1%, Thailand ambles 9,7%, dan Vietnam menyusut 13,6%. Lalu di Malaysia penjualan ambles 8,6%, Kamboja menciut 19,8% dan di Singapura terperosok hingga 41,5%.
Sejumlah kalangan melihat pulihanya pasar sepeda motor di ASEAN tak lepas dari tingginya sarana transportasi yang fleksibel dan murah dari masyarakat. Selain itu, tentu perkembangan ekonomi kawasan yang ditopang oleh sumberdaya yang ada.
Industri Sepeda Motor ASEAN perlahan pulih setelah penurunan terdalam dalam sejarah yang dilaporkan tahun lalu. Tahun ke Tanggal Penjualan September adalah 9,2 juta, naik 15,1% vs 2020 tetapi turun 19,1% vs 2019.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, kata analis industri di Stock Exchange of Thailand (SET), Paarna Louhasakul Wongraji, merupakan salah satu kawasan ekonomi yang tumbuh cepat. Menurutnya, ini bisa dilihat dari sejumlah indikator seperti tingkat produktifitas penduduk, laju ekonomi secara bulanan, aktifitas pembangunan secara fisik, kondisi sosial dan lainnya.
“Bahkan, kawasan ini merupakan salah satu kawasan ekonomi yang paling menarik di dunia,” ujar dia seperti dilansir The Asia Financial, belum lama ini. (Swe/Aa)