Jakarta, Mobilitas – Honda Motor Company disebut mematok target penjualan motor setrum mencapai 3,5 juta unit di 2030 nanti.
Laporan Nikkei, Rabu (26/7/2023) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Kamis (27/7/2023) menyebut pada 2023 ini Honda meluncurkan motor listrik pertamanya. Rencananya, sepeda motor listrik yang berwujud skuter itu diluncurkan pada akhir Agustus nanti.
Peluncuran di Indonesia itu sekaligus menandai debut skuter listrik Honda di pasar Asia Tenggara. Motor listrik bernama EM1 ini diklaim mampu menempuh jarak hingga 53 kilometer dalam sekali isi daya baterai yang di Jepang dibanderol 300.000 yen atau sekitar Rp 32,18 juta (kurs 1 yen = Rp 107,26).
Hanya, untuk model yang akan dijual di Indonesia, Honda belum memberikan informasi terkait spesifikasinya. “Tetapi yang pasti akan menjadi (model) pelopor yang mengeksplorasi reaksi dan kebutuhan pelanggan sebagai model pasar massal pertama,” kata perwakilan Honda Motor.
Setelah model itu, di 2024 kemungkinan akan ada dua model lagi yang digelontorkan ke pasar. Menariknya, Honda bakal menjajakan tujuh model motor listrik di Indonesia dengan tipe baterai kabel dan baterai yang bisa ditukar di tempat penukaran baterai listrik.
Kabar lain yang diungkap kantor berita resmi Jepang ini adalah, kemungkinan tambahan investasi Honda Motor di Indonesia. Maklum, karena dari target penjualan 3,5 juta unit pada 2030 nanti, 30 persennya diharapkan terjadi di Indonesia.
Data Statisa Jerman menyebut Indonesia menguasi pasar sepeda motor di Asia Tenggara. Sepanjang 2022 lalu, sebut Statista, 10,6 juta motor terjual di kawasan regional ini, dari jumlah itu Indonesia menyumbang 5 juta unit.
Bahkan di tahun fiskal 2022/2023 ( 1 April 2022 – 31 Maret 2023) Honda menguasai pangsa pasar sepeda motor Indonesia dengan meraup 88 persen pangsa pasar. Sedangkan data MCD Research yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (27/7/2023) menunjukkan, selama tahun 2022 Honda berhasil melego 17,6 juta motor buatannya di pasar dunia.
Dari total penjualan sebanyak itu 3,99 juta unit di antaranya dibukukan di Indonesia. Meski Statista mencatat, di tahun 2022 itu penjualan motor listrik di Asia Tenggara masih 1 persen dari total penjualan kendaraan bermotor roda dua.
“Masih minimnya infrastruktur (pengecasan) menjadi penyebabnya (masih minimnya penjualan),” sebut Statitsta. (Swe/Aa)
