Sudah 822.013 Mobil Terjual ke Konsumen RI, Oktober LCGC Jeblos

Arif Arianto
2 Min Read
Ilustrasi, LCGC Daihatsu Ayla saat dipamerkan di GIIAS 2022 - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Penjualan mobil ke konsumen (ritel) selama sepuluh bulan pertama itu naik 21% dibanding 2021.

Data penjualan di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, Kamis (17/11/2022) menunjukkan, pada periode Januari – Oktober tahun ini total penjualan ritel mobil mencapai 822.013 unit. Sedangkan total penjualan ke diler (wholesales) sebanyak 851.413 unit.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (17/11/2022), menyebut baik wholesales maupun ritel, kami optimis hingga akhir tahun bisa mencapai target atau bahkan melampui. Target penjualan yang dipatok Gaikindo – setelah direvisi – adalah 950.000 unit.

“Taruhlah bulan November dan Desember masing-masing 75.000 unit, maka baik penjualan ke diler (wholesales) maupun ke konsumen (ritel) terlampuai. Apalagi, menjelang akhir tahun ini ada beberapa model baru yang Agustus lalu diluncurkan, penjualannya terus kencang. Dan akhir tahun banyak brand yang menggelar program promo,” ungkap Jongkie.

Meski di bulan Oktober ada tekanan yang cukup kuat seiring dengan kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan berakhirnya insentif potongan tarif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Fakta berbicara, penjualan ritel mobil di bulan itu menyusut 6% dibanding bulan September, yakni menjadi 89.651 unit dari 95.422 unit.

Ilustrasi, LCGC Toyota Calya di GIIAS 2022 – dok.Mobilitas

Bahkan penurunan penjualan ritel yang cukup terasa terjadi di segmen mobil murah ramah lingkungan (LCGC) yakni hanya 15.947 unit. Jumlah ini jeblos 11% dibanding September yang sebanyak 17.904 unit.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adinegara yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Kamis (17/11/2022), menyebut turunnnya penjualan LCGC salah satunya dikarenakan tekanan daya beli konsumen di segmen itu yang semakin berat. Hal itu dikarenakan dampak kenaikkan harga BBM.

“Inflasi di September dan Oktober itu masih di atas 5,5%. September 5,95% dan Oktober 5,71%. Padahal di Agustus 4,69%. Harga barang-barang naik, sementara pendapatan tetap,” kata dia. (Swe/Jrr/Aa)

Share This Article
Follow:
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id