Tak Ingin Lemot, Suzuki Sodorkan Skutik 125cc Anyar di Intermot

0
1416
Ilustrasi, pengguna motor Suzuki Avenis 125 - dok.Istimewa

Cologne, Mobilitas – Suzuki Motor Eropa memperkenal tiga skuter 125cc anyar di hajatan Intermot 2022.

Seperti dilaporkan situs resmi Suzuki, belum lama ini, di hajatan yang berlangsung di Cologne, Jerman, 4 – 9 OKtober 2022 itu, pabrikan asala Jepang ini memperkenalkan Suzuki Address 125, Avenis 125 dan Burgman Street 125EX ke publik dunia.

Dua skuter menggunakan mesin yang sama, yaitu Suzuki Eco Performance 125cc, sedangkan Burgman Street 125EX mengusung mesin varian Alpha yang sedikit berbeda.

Mesin yang digunakan Address 125 dan Avenis 125 bersilinder tunggal dan berpendingin udara. Mesin ini menyemburkan tenaga 8,5 hp pada 6.750 rpm dengan torsi 10 Nm pada 5.500 rpm.

Sedangkan mesin yang diusung Burgman Street 12EX bertenaga 8,48 hp pada 6.500 rpm dengan torsi 10 Nm. Semua skuter itu dilengkapi fitur Engine Auto Stop-Start untuk efisiensi bahan bakar.

Suzuki Addres 125 terbaru diperkenalkan di hajatan Intermot 2022 – dok.Istimewa via RideApart

Pencahayaan ketiganya menggunakan teknologi LED. Sistem pengeremannya menggunakan cakram pada bagian depan dan tromol di roda belakang.
Untuk konsumsi bahan bakarnya, Suzuki mengkalim ketiganya butuh 1 liter bahan bakar untuk menemouh jarak 54,4 kilometer. Mesin yang digunakan disebut telah berstandar Euro 5.

Kehadiran ketiga skutik anyar itu tentu menjadi amunisi baru bagi pabrikan untuk menggenjot penjualan global. Maklum, seperti terungkap di riset MCD Research yang dikutip Mobilitas, Jumat (7/10/2022), penjualan motor Suzuki pada tahun 2012 masih sebanyak 2 juta unit, terus lemot yang dan di 2019 tinggal 1,5 juta unit.

Pada tahun 2022 ini, selama Januari – Juli Suzuki melego 1 juta motor, naik 8,8% dibanding periode sama di 2021. Kenaikkan ditopang penjualan di Cina yang meningkat 32,5%, di India yang naik 12,5%, Paskistan naik 28,8%, dan Amerika Latin naik 25,6%.

Namun di saat yang sama, penjualan Suzuki di Eropa Barat jeblos 11,4% dan di ASEAN ambrol 20,2%. (Din/Aa)