Toyota Sienta Persis di Jepang Terdaftar di RI, Produksi Lokal Diakhiri?

0
1906
Ilustrasi, Toyota Sienta versi terbaru di Jepang - dok.Istimewa via Wnews247

Jakarta, Mobilitas – Toyota Sienta versi terbaru, di Jepang meluncur pada 24 Agustus lalu.

Sementara di Indonesia, Toyota Sienta yang dijajakan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) diproduksi di dalam negeri oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Bahkan, Sienta buatan Indonesia ini juga diekspor ke sejumlah negara.

Namun, kabar terbaru menyebut Toyota Sienta versi terbaru yang tampilan, desain, maupun dimensi ukurannya sama persis dengan yang diluncurkan di Jepang terdaftar di dokumen Berita Resmi Desian Industri (BRDI) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM.

Dalam BRDI Nomor 33/DI/2022 itu disebutkan Toyota Sienta ini juga menggunakan platform TNGA GA-B. Begitu pun dengan dimensi ukurannya, yaitu panjang 4.260 milimeter (mm), lebar 1.695 mm, tinggi 1.715 mm, serta jarak sumbu roda 2.750 mm.

Ada dua varian Toyota Sienta terbaru ini. Pertama, bermesin Dynamic Force Engine (M15A-FXE) 1.5 liter. Kedua berteknologi hybrid dengan paduan mesin Dynamic Force Engine 1.5 liter (M15A-FKS) dan motor listrik.

Lantas, apakah ini berarti produksi Toyota Sienta di Indonesia yang dilakukan oleh PT TMMIN juga bakal diakhiri? “Terdaftar belum tentu dijual (di RI). Banyak juga (model) Toyota sebelum-sebelumnya yang terdaftar (di RI) cuma tidak dijual. Macam-macam peruntukannya selain untuk dijual. Saat ini produksi Sienta masih ada di Karawang Plant 2,” sebut PT TMMIN menjawab pertanyaan Mobilitas yang dikirim Jumat (4/11/2022).

Toyota Sienta di Indonesia – dok.Istimewa

Data Gaikindo memperlihatkan penjualan Sienta di Indonesia saat ini terus merana. Penjualan ke diler (wholesales) sepanjang Januari – Oktober 2022 tahun ini misalnya cuma 65 unit. Jumlah ini jeblos 91,7% dibanding periode sama di tahun lalu (yang sebanyak 779 unit).

pada tahun 2016 atau saat pertama diluncurkan di Tanah Air, mobil ini terjual ke diler sebanyak 17.931 unit. Namun, tahun berikutnya, melorot tinggal 14.968 unit.

Bahkan di tahun 2019 wholesales yang dicatatkannya ambrol sangat dalam, cuma 5.113 unit. Begitu pun pada tahun 2019 dan 2020, yang sebanyak 1.030 unit dan 393 unit.

Tetapi pada tahun 2021, distribusi ke diler MPV ini meningkat, seiring dengan berlakunya kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (diskon tarif PPnBM). Meski belum mampu membalik keadaan seperti saat pertama diluncurkan, hanya 841 unit. (Swe/Aa)