Arus Mudik 2024: Polisi Kawal Pemudik Bersepeda Motor ke Pelabuhan Penyeberangan

0
294
Ilustrasi, pengendara sepeda motor - dok.Science Photo Library

Jakarta, Mobilitas – Pada Lebaran tahun 2024 ini kepadatan arus lalu-lintas di jalan diperkirakan bakal lebih padat dari tahun-tahun sebelumnya.

Sebab, seperti terlihat di hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) jumlah orang yang mengaku akan mudik ke kampung halaman dan akan bepergian untuk berekreasi di saat hari raya itu mencapai 193,6 juta orang. Menariknya, dari jumlah pemudik tersebut 20,3 persen atau 39,32 juta orang mengatakan akan menggunakan angkutan kereta api.

Kemudian 19,4 persen atau 37,51 juta orang mengaku akan menggunakan bus. Lalu, 18,3 persen atau 35,42 juta orang mengatakan memilih menggunakan mobil pribadi dan 16,07 persen atau 31,12 juta orang akan menggunakan sepeda motor.

“Tentunya, di jalur angkutan darat atau di jalan kepadatan diperkirakan meningkat. Jika orang yang mudik menggunakan kendaraan bus, mobil pribadi, dan sepeda motor banyak yang berangkat di hari atau waktu yang sama, maka potensi terjadinya kemacetan lalu-lintas juga tinggi. Tentunya, kita tidak bisa melarang orang untuk pergi, meski bisa dengan melakukan himbauan dengan memberikan penjelasan soal dampak kemacetan jika jadwal keberangkatan yang sama,” papar Kepala Bagian Operasional Korps Lalu-lintas Polri, Kombes Pol.Eddy Junaedi, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (29/3/2024).

Ilustrasi, calon pemudik Lebaran dengan menggunakan kapal laut – dok.Kemenhub

Selain itu, lanjut Eddy, cara yang dilakukan adalah dengan melakukan rekayasa lalu-lintas. Termasuk dengan mengarahkan arus lalu-lintas para pemudik ke jalur tertentu, sehingga lancar, aman dan nyaman.

Eddy menyebut cara itu digunakan untuk mengatur pergerakan pemudik bersepeda motor yang akan menuju pelabuhan untuk menyeberang ke wilayah lain. Petugas dari kepolisian akan melakukan pengawalan pergerakan pemudik yang bersepeda motor dari titik kumpul tertentu untuk menuju pelabuhan melalui jalur yang disiapkan.

“Kita kumpulkan dulu di titik buffer zone atau wilayah penyangga untuk menuju area pelabuhan secara bersama-sama. Sehingga, arusnya tidak sporadis dan ke mana-mana, tetapi di satu jalur tertentu yang kita siapkan, sehingga potensi teradinya penumpukan kendaraan bisa dihindarkan. Terutama bagi pemudik yang akan menyeberang dari wilayah Jawa ke wilayah lain seperi ke Sumatera atau ke Bali dan sebagainya,” tandas Eddy. (Yus/Aa)