Beda Penjualan Mobil Listrik di RI dan Thailand, Bak Bumi dan Langit

0
1117
Wuling Air EV yang diproduksi dan dijual di Indonesia - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Di Indonesia dari total penjualan mobil elektrifikasi (listrik murni atau BEV dan hybrid) hampir 80 persen merupakan hybrid, di Thailand sebaliknya.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Senin (18/9/2023) menunjukkan sepanjang Januari hingga Agustus 2023, sebanyak 37.499 mobil elektrifikasi terjual di Indonesia.

Jumlah ini meroket hingga 467,99 persen dibanding total jumlah mobil elektrifikasi yang terlego selama delapan bulan pertama di tahun lalu, yang sebanyak 6.602 unit.

Namun, fakta juga berbicara, ternyata dari total mobil yang bersumber tenaga dengan teknologi setrum itu, 77,94 persennya alias 29.227 unit diantaranya merupakan mobil hybrid. Sedangkan mobil listrik murni alias BEV yang terjual hanya sebanyak 8.272 unit.

Sementara, data Federasi Industri Thailand (FTI) kompartemen otomotif yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Senin (18/9/2023) menunjukkan, sepanjang Januari – Agustus tahun ini, jumlah mobil listrik murni (BEV) yang terjual di negara berpenduduk 71,82 juta jiwa ini mencapai 43.472 unit. Jumlah ini setara 81,2 persen dari total penjualan mobil elektrifikasi.

Mobil listrik buatan pabrikan Cina, Ora Good Cat, juga dijajakan di Thailand – dok.Autovista Group

“Total penjualan mobil listrik (listrik baterai atau BEV) di Thailand dalam delapan bulan pertama tahun ini, setara dengan 9,58 persen dari total penjualan seluruh mobil (baik konvensional, hybrid, plug-in hybrid, hingga BEV) di periode itu, yang sebanyak 453.748 unit,” bunyi keterangan FTI.

Wakil Direktur Jenderal Bidang Teknis Kementerian Perhubungan Thailand, Sirirat Veeravisan, yang dikutip The Nation belum lama ini, mengatakan lonjakan penjualan mobil setrum murni di Thailand tak lepas dari berlakunya kebijakan pemangkasan pajak kendaraan listrik sejak November 2022 lalu.

“Dan ini diperkirakan akan semakin memicu lonjakan penjualan karena kebijakan ini akan berlaku hingga 10 November 2025,” ungkap Veeravisan.

Terlebih di Thailand, ragam pilihan mobil listrik murni semakin banyak seiring dengan semakin bertambah banyaknya pabrikan mobil listrik (terutama dari Cina) yang masuk ke negara itu. Dan yang lebih menarik, pabrikan-pabrikan itu juga memproduksi mobil setrum itu di lokal Thailand, sehingga harganya semakin kompetitif. (Swe/Aa)