Hadang Laju BYD, Tesla Berniat Sodorkan Mobil Listrik Murah ke Dunia

0
22
Logo Tesla - dok.Istimewa via Motor1.com

Jakarta, Mobilitas – Mobil listrik baterai (BEV) Tesla paling standar yakni Tesla Model 3 dan Model Y dinilai masih kedodoran hadapi persaingan di Cina yang merupakan pasar mobil listrik terbesar di dunia.

Data Asosiasi Pabrikan Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dinukil Mobilitas di Jakarta, Kamis (25/1/2024) menunjukkan meski Tesla Inc di Cina telah berulang kali melakukan strategi potong harga Tesla Model 3 dan Tesla Model Y, namun penjualannya masih kalah oleh Build Your Dreams (BYD). Sebab, pabrikan mobil yang bermarkas di Shenzhen, itu menjual mobil setrum murni (BEV) sebanyak 1.318.835 unit.

Sementara, pada saat yang sama, Tesla menjual BEV ke konsumen Negeri Tirai Bambu itu sebanyak 603.664 unit. Jumlah itu terdiri dari penjualan Tesla Model Y sebanyak 456.394 unit (naik 44,74 persen dibanding tahun lalu), dan Tesla Model 3 sebanyak 147.270 unit (naik 18,33 persen).

Meski, secara total penjualan di dunia, di segmen mobil listrik murni atau listrik baterai (BEV) itu Tesla masih unggul. Data EV-Volume yang disitat Mobilitas di Jakarta, Kamis (25/1/2024) memperlihatkan, pada tahun 2023 itu Tesla menjual BEV sebanyak 1.808.581 unit, sementara BYD sebanyak 1.574.882 unit.

BYD Dolphin saat dites jalan awak media di kawasan TMII Jakarta Timur – dok.Mobilitas

Kendati unggul 233.759 unit, namun hal ini tidak aman bagi Tesla. Sebab, BYD saat ini terus melakukan ekspansi ke berbagai wilayah – baik di Asia maupun Eropa dan lainnya – dengan menyodorkan model berbanderol murah (total penjualan BEV dan plug-in hybrid BYD saat itu mencapai 3.024.417 unit dan terbanyak di dunia).

Sementara, seperti dilaporkan The Financial belum lama ini, strategi Tesla untuk melakukan diskon atau potongan harga produk dikritik habis-habisan para investornya. Sehingga, rencana yang pernah diungkap Bos Tesla, Elon Musk, untuk menghadirkan mobil listrik murah berbanderol US$ 25.000 atau sekitar Rp 396,1 juta (kurs US$ 1 = Rp 15.844) dinilai paling rasional.

Laporan Reuters belum lama ini menyebut, empat orang yang mengetahui  rencana itu mengatakan pengembangan mobil bernama “Redwood” itu sejatinya telah dimulai sejak tahun 2020. Menurut sumber itu, kemungkinan besar produksi mobil itu dimulai Juni 2025. (Din/Aa)