Jakarta, Mobilitas – Lebaran tahun ini, sekitar 9,2 juta orang mengaku akan mudik melalui jalan tol Trans Jawa.
Keinginan masyarakat itu terungkap dari hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu. Hasil survei juga memperlihatkan Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan mudik yang terbanyak dan dituju oleh 32,75 juta orang atau 26,45%.
Sementara itu, pilihan moda masih didominasi mobil pribadi 27,32 juta orang (22,07%) dan sepeda motor 25,13 juta orang (20,30%). Karena menjadi jalur favorit para pemudik, maka penyiapan jalur tersebut agar aman dan nyaman dilewati oleh jutaan keluarga yang melakukan perjalanan di saat itu.
“Karena bukan tidak mungkin, kondisi jalan tol yang dalam kondisi normal atau saat hari-hari biasa aman dan nyaman, menjadi kurang aman dan kurang nyaman ketika kendaraan berjubel di jalur tol tersebut,” papar Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Artinya, lanjut pengajar Fakuktas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang itu, kondisi jalan tol Trans Jawa saat periode myudik lebaran itu menjadi tidak normal. Kondisi ini harus diantisipasi semua pemangku kepentingan manajmen lalu-lintas dan pengelola jalan tol.
“Manajemen traffic dengan berbagai skenario rekayasa lalu-lintas dengan berbagai potensi kondisi terburuk harus disiapkan. Kemudian, juga yang tidak kalah penting untuk disiapkan adalah penambahan rest area di jalur tol maupun di luar jalan tol,” papar Djoko.
Penambahan rest area tersebut, kata Djoko, akan memberikan pilihan para pemudik untuk beristirahat sehingga ketika terjadi penumpukan kendaraan di sebuah jalur tol, maka mereka akan dengan mudah untuk beristirahat.
“Selain itu, pengalaman menunjukkan di beberapa tahun saat mudik banyak rest area yang justeru menimbulkan kemacetan. Mengapa itu terjadi? Karena orang berjubel di rest area itu sehingga kendaraan mereka parkir sampai luber di bahu jalan tol . Jadi ini yang perlu diperhatikan,” jelas Djoko.
Dengan menjadi pilihan favorit calon pemudik, potensi risiko di jalur Trans Jawa juga meningkat. Mulai dari, kemacetan hingga potensi terjadinya kecelakaan. “Karena itu, waspada dan menyiapkan kendaraan maupun kondisi fisik dan mental, dan tidak memaksakan diri untuk tetap berkendara saat lelah adalah kuncinya,” pesan Djoko. (Jap/Aa)