Kondisi Ekonomi Dunia Bikin Miris, Mobil Porsche Malah Laris

0
1431
Ilustrasi, logo Porsche - dok.Istimewa

Berlin, Mobilitas – Seiring penjualan yang meningkat, laba pabrikan asal Jerman ini juga melonjak.

Data internal di Porsche AG yang dikutip Mobilitas, Sabtu (29/10/2022) menunjukkan selama Januari – September tahun ini, penjualan mobil Porsche ke konsumen (ritel) mencapai 221.512 unit. Jumlah ini meningkat tipis 2% dibanding jumlah penjualan ritel yang berhasil diknatongi selama periode sama di 2021.

“Model yang paling populer di hati konsumen masih Porsche Cayenne,” bunyi keterangan pabrikan yang didirikan Ferdinand Porsche itu.

Sementara, kantor berita Reuters, Jumat (28/10/2022) melaporkan, selama sembilan bulan pertama tahun ini laba operasi yang diraup Porsche mencapai 5 miliar euro. Nilai ini melonjak 40,6% dibanding laba operasi yang berhasil dikantogi selama periode sama di 2021.

Chief Financial Officer Lutz Meschke memperkirakan pada tahun 2023 permintaan semakin menguat. Bahkan, permintaan tak akan terpengaruh oleh ketidakpastian makroekonomi global.

“Ini terlihat dari fakta ketika pabrikan mengerek harga. Karena basis konsumen (mobil mewah ini) merupakan individu-individu yang memiliki kekayaan bersih yang terus meningkat,” kata dia.

Porsche Cayenne edisi khusus di GIIAS 2022 – dok.Mobilitas

Laporan Bank Dunia berjudul Is a Global Recession Imminent? yang dikutip Mobilitas, Sabtu (29/10/2022) menyebut meski belum ada resesi global, namun gejala-gejala guncangan ekonomi mulai terasa. Kondisi membuat miris.

“Perkiraan kami tidak menunjukkan akan ada resesi global pada 2022–2023. Tapi, berdasarkan pengalaman dari resesi sebelumnya, saat ini sudah ada setidaknya dua gejala yang meningkatkan kemungkinan resesi global dalam waktu dekat,” bunyi pernyataan lembaga itu.

Gejala pertama, seperti tahun 1970, ada tren melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia. Kedua, merosotnya perekonomian di negara-negara besar dunia, baik di Eropa, Amerika, maupun Asia.

Bank Dunia memproyeksikan, jika terjadi resesi, perekonomian global hanya akan tumbuh 2,8% pada 2022.Lalu merosot ke 0,5% pada 2023, dan baru mulai pulih menjadi 2% pada 2024. (Din/Aa)