Sepanjang 2023, Ekspor Mobil CBU Indonesia ke Vietnam Masih Dibungkam Thailand

0
42
Toyota Wigo atau Toyota Agya versi terbaru di Vietnam - dok.Istimewa

Hanoi, Mobilitas – Baik dalam hal jumlah mobil maupun total nilai ekspor ke Vietnam, Indonesia masih tertinggal jauh oleh Thailand.

Data Departemen Umum dan Bea Cukai Vietnam (GDVC) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (17/1/2024) menunjukkan sepanjang tahun 2023 kemarin, Negeri Paman Ho itu mengimpor mobil utuh (CBU) sebanyak 118.942 unit. Total nilai impor mobil CBU sebanyak itu mencapai US$ 2,83 miliar.

“Jumlah mobil CBU yang diimpor Vietnam selama 2023 itu meningkat 1,9 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara total nilai impor menurun 9,1 persen,” bunyi keterangan GDVC.

Departemen itu menegaskan, 90,48 persen dari total jumlah mobil CBU yang diimpor tersebut (atau sebanyak 107.619 unit) berasal dari tiga negara, atau sebanyak 107.619 unit. Mereka adalah Thailand, Indonesia, dan Cina.

Thailand tercatat sebagai negara pengekspor terbanyak dengan total jumlah 53.942 unit (atau 45,35 persen) dari total impor Vietnam. Nilai ekspor yang diraup Negeri Gajah Putih itu mencapai US$1,14 miliar atau sekitar 40,46 persen nilai impor mobil CBU Vietnam.

Suzuki Ertiga yang juga diekspor ke Vietnam- dok.Mobilitas

Sementara, Indonesia mencatatkan jumlah ekspor sebanyak 42.676 mobil dengan nilai US$ 607,55 juta. Jumlah mobil asal Indonesia itu 35 88 persen dari total impor Vietnam, dan nilainya 21,47 persen dari total nilai impor negara itu.

Sisanya, berasal dari Cina. Fakta ini memperlihatkan dari sisi jumlah, mobil yang diekspor Indonesia masih tertinggal jauh dari Thailand. Selisihnya mencapai 11.266 unit, apalagi dari nilai ekspor yang terpaut sangat jauh.

Ihwal kinerja ekspor yang masih tertinggal Thailand itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (17/1/2024) mengatakan, wajar jika Indonesia tertinggal.

“Karena Thailand itu basis produksi dari merek atau pabrikan mobil yang produknya memang diorientasikan untuk pasar ekspor. Jumlah pabrikan yang berproduksi di negara itu juga lebih banyak dibanding Indonesia. Mengapa Thailand jadi basis produksi yang karena kebijakan negaranya yang investment friendly,” kata dia.

Selain itu, kebijakan ekspor mobil dari merek tertentu juga sangat tergantung kebijakan prinsipal mereka. Sebab, kata dia, hal itu menyangkut grand strategy pabrikan yang bersangkutan dalam penjualan di pasar dunia.

Ilustrasi, Toyota Avanza yang diekspor ke Vietnam – dok.Mobilitas

“Jadi yang menentukan ekspor model tertentu datri sebuah merek itu prinsipalnya. Model apa saja dan dari mana produksinya mobil yang akan diekspor itu yang menetapkan prinsipal. Makanya, pemerintah harus melakukan komunikasi dengan prinsipal jika ingin menggenjot ekspor,” papar Jongkie.

Sekadar informasi, data Gaikindo memperlihatkan sepanjang tahun 2023 lalu, total ekspor mobil CBU Indonesia ke berbagai negara mencapai 505.134 unit. Jumlah ini naik 6,7 persen dibanding 2022 yang sebanyak 473.602 unit. (Ays/Aa)