Bisnis

Penjualan Bus di RI Januari – Agustus 2025 Anjlok 20 Persen, Ini Penyebabnya

×

Penjualan Bus di RI Januari – Agustus 2025 Anjlok 20 Persen, Ini Penyebabnya

Share this article
Ilustrasi, bus ber-chassis Mercedes-Benz - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Tergerusnya jumlah penjualan chassis bus dari pabrik ke dealer (wholesales) telah terjadi di awal tahun 2025. Fakta memperlihatkan penurunan telah terjadi di periode Januari – April 2025 maupun di periode Januari – Agustus 2025.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesi (Gaikindo) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Senin (29/9/2025) menunjukkan selama Januari-April 2025 jumlah chassis bus yang terjual ke dealer sebanyak 1.770 unit. Jumlah tersebut merosot alias berkurang 204 unit dibanding periode yang sama tahun 2024 lalu yang sebanyak 1.974 unit.

Sementara, di periode kumulatif Januari-Agustus tahun ini, total penjualannya sebanyak 3.021 unit. Jumlah tersebut merosot hingga 20 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu yang masih 3.762 unit.

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (29/9/2025) menyebut turunnya permintaan juga terjadi dalam penjualan ritel alias penjualan dari dealer ke konsumen. Penjualan kendaraan niaga, lanjut Jongkie, sangat tergantung pada kinerja bisnis.

“Itu bisa kinerja perusahaan menurun, atau kondisi eksternal yang menyebabkan mereka menunda atau menahan rencana penambahan armada baru. Penyebab itu bisa karena prospek ekonomi yang tidak bagus, suku bunga kredit untuk pembelian yang tinggi dan lainnya,” papar Jongkie.

Ilustrasi, prototipe bus PO Bagong bersasis Fuso Canter FE84G BC – dok.Mobilitas

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (29/9/2025) menyebut sejauh ini permintaan chassis bus oleh perusahaan jasa angkutan masih terjadi. Meski, kata dia, harus diakui tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

“Sebenarnya, kalau pasar jasa angkutan bus itu masih oke, orang masih banyak yang melakukan mobilitas ke luar kota. Hanya, soal besaran suku bunga kredit pembelian yang tingg, menjadi pertimbangan sendiri bagi pengusaha mencapai 10 persen. Ini memberatkan,” Kata Lesani.

Sedangkan salah satu pengurus Organisasi Angkutan Darat Indonesia (Organda) yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (29/9/2025) mengatakan turunnya permintaan chassis bus terbesar dari sektor pemerintah baik di lembaga maupun kementerian (di pusat maupun di daerah), serta pemerintah daerah.

“Ini terkait dengan efisiensi anggaran. Permintaan yang terbanyak dari sektor ini adalah bus kecil dan medium, baru setelah itu bus besar, ” tandas dia. (Jrr/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id