Jokowi Minta Diuji Coba Lagi, Operasi LRT Bisa Mundur ke Akhir Agustus

0
1199
LRT Jabodetabek - dok.PT KAI

Jakarta, Mobilitas – Rencana awal, moda transportasi Light Rail Transit (LRT) itu akan dioperasikan secara resmi pada 18 Agustus.

Namun, seperti diungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta pengoperasian LRT tidak terburu-buru.Permintaan Jokowi itu disampaikan dalam rapat terbatas belum lama ini.

“Beliau (Presiden Jokowi) bilang lakukan uji coba dulu. Kalau pada saat uji coba berhasil, kita buka, jadi (pengoperasian resmi) bisa menjadi 20 Agustus, atau 30 Agustus,” kata Budi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Presiden meminta dilakukan ujicoba lagi karena ingin LRT Jabodetabek benar-benar aman dan tidak membahayakan masyarakat penggunanya. Salah satu aspek yang bakal diuji lagi adalah, persinyalan yang melakukan perusahaan asal Munich, Jerman, Siemens.

Maklum, LRT merupakan moda transportasi kereta api yang beroperasi di rel yang berada di lintasan atas atau melayang. Kendaraan ini beroperasi tanpa awak alias dikontrol dari jarak jauh, sehingga faktor keamanan harus dipastikan sebelum angkutan itu dioperasikan secara komersial.

Budi menyebut, meski proses pemastian aspek keamanan ini tidak mudah, namun dia memperkirakan semua pekerjaan akan rampung dalam waktu dua minggu.
“Dalam dua minggu ini improvement yang dilakukan banyak sekali. Saya mengapresiasi teman-teman yang telah bekerja keras,” tandas dia.

LRT di stasiun Harjamukti – dok.INKA

Sementara itu, Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, yang dihubungi Mobilitas, dari Jakarta, Jumat (4/8/2023) meminta kepastian aspek keamanan dari LRT tersebut sangat diperhatikan.

“Ini untuk memberikan jaminan keselamatan bagi pengguna LRT Jabodebek. Karena kita harus belajar dari pengalaman terjadi kecelakaan saat tahapan uji coba beberapa waktu lal,” ungkap dia.

Begitu pula dengan kejadian yang dialami LRT Sumatera Selatan ketika dioperasikan 2018, dan terjadi kerusakan mesin yang menyebabkan penumpang panik.

“Apalagi, posisi jaringan melayang LRT, maka jaminan keselamatan penggunanya harus diperhatikan dan pengguna mendapatkan informasi yang lengkap bagaimana cara menantisipasinya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuh Djoko. (Jap/Han/Aa)