Mobil Listrik Xiaomi Mulai Diproduksi, Legalisasi Pemerintah Terbit Tak Lama Lagi

0
1277
Sedan listrik yang dibalut kamuflase tengah diuji jalan, diduga kuat merupakan Xiaomi MS11 yang kini tengah diuji coba diproduksi - dok.Istimewa via Arena EV

Beijing, Mobilitas – Hampir sebulan lalu, pabrikan yang dikenal sebagai produsen gadget ini mulai uji coba produksi mobil listrik.

Laporan Jiemian yang dinukil Mobilitas, di Jakarta, Jumat (8/9/2023) menyebut sembari terus melakukan uji coba produksi sebanyak 50 unit prototipe mobil listriknya, Xiaomi juga terus menunggu persetujuan (legalisasi) dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) Republik Rakyat Cina.

Legalisasi dari pemerintah ini penting didapatkan agar pabrikan yang bermarkas di distrik Haidian, Beijing, Cina, itu bisa memproduksi mobil setrum tersebut secara massal. Sebelumnya, Xiaomi dikabarkan telah mengantongi izin atau lisensi produksi dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Cina (NDRC).

“Pada bulan lalu (Juli hingga Agustus) Xiaomi telah melakukan perekrutan 100 orang secara cepat namun ketat tenaga ahli untuk mengerjakan proses produksi. Beberapa diantaranya telah bekerja di Tesla dan Mercedes-Benz. Sedangkan perekrutan besar-besaran akan dilakukan pada awal tahun 2024 nanti,” tulis media itu mengutip sumber internal di Xiaomi.

Sebelumnya, sejumlah medi di Negeri Tirai Bambu itu telah memergoki sebuah sedan listrik yang dibungkus kamuflase tengah dites jalan. Sedan tersebut masih menggunakan nama kode MS11.

Rendering tampilan bagian belakang sedan listrik Xiaomi MS11 versi Sugar Design – dok.Istimewa

Kabarnya, mobil itu menggunakan sebuah motor listrik yang dilengkapi baterai ternary 101 kWh (NMC). Baterai tersebut diklaim mamou menyokong mobil menempuh jarak sejauh 800 kilometer sekali isi daya.

Soal harga, kabar yang beredar menyebut MS11 diperkirakan berbanderol mulai 200.000 yuan atau sekitar Rp 418 juta (kurs 1 yuan = Rp 2.089,22). Dia akan bersaing ketat dengan Tesla Model 3 dan BYD Seal.

Mobil setrum Xiaomi ini rencananya tak hanya dijajakan di dalam pasar dalam negeri saja, tetapi juga di berbagai belahan dunia. Meski, di tahap awal pasar lokal Cina masih menjadi prioritas utama, karena memang yang terbesar di dunia.

Data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Jumat (8/9/2023) menunjukkan, selama Januari – Juni tahun ini mobil elektrifikasi (terdiri dari mobil plug-in hybrid dan mobil listrik murni atau BEV) yang terjual di negara itu mencapai 3.089.000 unit.

Dari jumlah tersebut, 2.093.000 unit merupakan mobil listrik baterai alias listrik murni (BEV). Sedangkan 996.000 unit merupakan mobil elektrifikasi plug-in hybrid. (Swe/Aa)