Beijing, Mobilitas – Sepanjang Januari hingga September tahun ini, Cina masih tercatat sebagai negara dengan penjualan mobil elektrifikasi (listrik baterai dan plug-in hybrid) terbanyak di dunia.
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) dan Asosiasi Diler Mobil Cina (CADA) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Selasa 931/10/2023) menunjukkan sepanjang sembilan bulan pertama itu, 6.728.000 mobil elektrifikasi terjual di negara tersebut. Dari jumlah itu, 70 persen lebih merupakan mobil listrik murni atau listrik baterai (BEV).
Jumlah penjualan mobil elektrifikasi itu setara dengan 29,8 persen dari total penjualan mobil (tidak termasuk kendaraan niaga truk dan bus) ke diler (wholesales) yang sebanyak 18.130.066 unit. Total penjualan itu juga sekitar 42 persen dari total penjualan mobil ke konsumen (penjualan ritel) yang mencapai 14.620 unit.
Fakta menarik dari data penjualan ritel mobil di Negeri Tirai Bambu itu adalah, bercokolnya mobil listrik baterai merek asal Amerika Serikat, yakni Tesla Model Y, di urutan pertama di daftar mobil yang paling banyak dibeli konsumen. Dia terjual sebanyak 320.537 unit.
Tesla Model Y mengungguli BYD Qin Plus yang laku sebanyak 295.744 unit dan BYD Song Plus yang terlego ke konsumen sebanyak 250.591 unit. Selain itu unggul jauh atas Nissan Sylphy yang diboyong konsumen sebanyak 246.936 unit.
Mobil setrum Tesla yang diproduksi di pabrik lokal di Shanghai itu juga jauh mengungguli VW Lavida yang dibeli konsumen sebanyak 217.958 unit dan bertengger di urutan kelima pada daftar penjualan ritel terbanyak. Penjualan dia juga jauh di atas BYD Dolphin yang laku 208.515 unit, BYD Yuan Plus yang sebanyak 202.092 unit, dan VW Sagitar yang sebanyak 192.801 unit.
Tesla Y juga jauh lebih unggul dalam penjualan dibanding Toyota Camry yang laku 157.032 unit dan berada di urutan kedelapan. Begitu pula dibanding penjualan ritel Aion Y yang sebanyak 146.991 unit dan Honda Civic yang laku 121.694 unit dan berada di urutan kesepuluh. (Din/Aa)
