Pemudik Lebaran 2024 Diprediksi 136,7 Juta Orang, Ini yang Dilakukan Polisi

0
203
Ilustrasi, kemacetan lalu-lintas - dok.Earth.com

Jakarta, Mobilitas – Jumlah pemudik sebanyak itu meningkat 6 persen dibanding jumlah pemudik tahun 2023 lalu.

Hasil rapat koordinasi kesiapan pengelolaan arus lalu-lintas mudik-balik Lebaran 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024) yang dirilis laman resmi divisi humaspolri.go.id dan dikutip Mobilitas di Jakarta. Rabu (6/3/2024) menyebut jumlah pemudik tahun 2023 lalu mencapai 123 juta orang.

“Termasuk orang yang berwisata selama libur Idul Fitri. Tahun ini, kalau ada kenaikan 5 – 6 persen maka ada 136,7 juta orang yang akan mudik, ini perlu kita dikelola dengan baik,” papar Kepala Korps Lalu-lintas Polri, Irjen Pol. Aan Suhanan.

Dia mengatakan kepolisian telah melakukan survei kesiapan jalur, operasional, personel aparat, serta kesiapan sarana dan prasarana. “Sehingga kita akan bisa melakukan mitigasi sekaligus memetakan hambatan-hambatan yang menjadi perhatian di titik-titik strategis seperti jalan tol, rest area, jalan arteri, jalan ke destinasi wisata, hingga tempat penyeberangan,” papar Aan.

Menurut Aan, dalam survei tersebut ditemukan adanya hambatan di jalan tol. Begitu pula di rest area yang merupakan trouble spot. “Karena itu, saat ini kami terus berupaya untuk terus melakukan pembenahan,” tandas jenderal bintang dua itu.

Iklustrasi, rest area milik Jasa Marga – dok.Jasa Marga

Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Jakarta, Trubus Rahadiansyah yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (6/3/2024) mengatakan, satu hal yang perlu dilakukan oleh aparat agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di satu titik, misalnya jalan tol, adalah dengan memberikan informasi yang lengkap terkait rencana rekayasa lalu-lintas secara menyeluruh. “Informasi ini harus disampaikan jauh-jauh hari sebelum masa mudik terjadi,”kata dia.

Sebab, selama ini banyak calon pemudik yang karena mendapatkan informasi yang setengah-setengah akhirnya hanya mengikuti informasi yang paling akhir mereka terima. Sehingga, merek menuju titik akses jalan yang sama.

Akibatnya, lanjut Trubus, terjadi penumpukan di satu titik. Padahal, hal ini bisa dihindarkan jika informasi terkait rekayasa diberikan jauh-jauh hari dan selengkap-lengkapnya, orang akan mempunyai pilihan dengan berbagai pertimbangan.

“Yang kedua, perbanyak mudik bareng dengan bus gratis. Ketiga, masa cuti lebaran jangan terlalu mepet dengan lebaran, sehingga orang bisa jauh-jauh hari mudik,” kata Trubus. (Yat/Sis/Aa)