Hanoi, Mobilitas – Merek mobil VinFast kini mulai menggelitik publik dunia karena gerakan ekspansifnya untuk mengembangkan diri sekaligus mengenalkan produk buatannya ke seluruh dunia.
Setelah membuat produk untuk dijajakan di negeri sendiri Vietnam dan membeli pabrik sekaligus fasilitas pusat penelitian dan pengembangan milik General Motors (GM) di Australia, kini pabrikan dan merek lokal Negeri Paman Ho itu, mulai gerilya menggarap pasar Amerika.
Seperti dilaporkan laman The Detroit News dan Motor1, belum lama ini, pabrikan yang didirikan di Hanoi, pada Juni 2017 itu kini tengah bersiap memperkenalkan mobil listrik buatannya di Negeri Paman Sam. Tak tanggung-tanggung, ada dua model SUV bertenaga dari setrum yang bakal disajikan yakni VF e35 dan e36 electric SUV, meski keduanya baru dijual secara resmi pada tahun 2022 nanti.
Namun, bicara soal sepak terjang VinFast tentu akan bisa dilepaskan dari peran sosok di balik itu, yakni Pham Nhat Vuong. Pria kelahiran Vietrnam 5 Agustus 1968 itu adalah pendiri sekaligus pemilik Vingroup, induk perusahaan dari VinFast.
Ide dan kepedulian Vuong untuk membangun dan memajukan negeri kelahirannya sekaligus mengembangkan bisnis di Tanah Airnya adalah alasan paling dasar bagi pria lulusan jurusan Pertambangan dan Geologi Universitas Hanoi itu. Dia tak ingin Vietnam hanya di dekade 70-an luluhlantak akibat perang saudara (Vietnam Utara yang berhaluan komunis dengan Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat), hanya menjadi pasar bagi produk-produk (terutama otomotif) buatan negara lain.
Terlebih secara finansial, Vuong memang mampu untuk mewujudkan mimpi “Vietnam harus memiliki mobil nasional dengan merek dan pabrik lokal” tersebut. Bapak tiga anak yang memulai bisnis kuliner pada tahun 1993 di Ukraina (negara pecahan Uni Soviet) itu, pada tahun 2013 (menurut majalah bisnis Forbes) telah menjadi orang Vietnam pertama yang masuk ke dalam jajaran terkaya di dunia, dengan total kekayaan US$ 7,6 miliar.
Terlebih, cita-cita dan mimpi Vuong ini juga mendapatkan dukungan dan restu dari pemerintah Vietnam. “Pemerintah Vietnam ingin mempromosikan industrialisasi dan melihat industri otomotif sebagai sektor penting di mana mereka dapat bergabung dengan rantai nilai global dan mengembangkan merek otomotif global. Ini juga melambangkan kebangkitan Vietnam,” kata senior associate di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura, Le Hong Hiep seperti dikutip The Financial Times, Jumat (2/7/2021).
Berawal dari jualan mie instan
Tekad pemerintah itu diwujudkan Vingroup yang merupakan konglomerasi di industri bioteknologi, makanan, properti tersebut. Seperti dilaporkan Bloomberg, pada tahun 2017 Pham Nhat Vuong rela merogoh kocek senilai US$ 3,5 miliar untuk mewujudkan mimpi itu.
Fulus yang dia gelontorkan itu digunakan untuk mendirikan kompleks manufaktur otomotif termasuk pusat penelitian dan pengembangan. Dan dalam tempo 24 bulan atau dua tahun, mobil dengan merek dan buatan lokal pertama Vietnam pun lahir dengan nama VinFast.
Keberhasilan Vuong berawal dari kegigihan berusaha di negeri orang. Ceritanya, setelah lulus dari Universitas Hanoi tahun 1992 dia mendapatkan beasiswa untuk belajar di Institut Prospeksi Geologi Moskow.
Meski telah bekerja di perusahaan tambang besar di Ukraina dengan gaji yang cukup besar. Namun, Vuong ingin berkembang lagi secara finansial. Terlebih dia juga tak tega melihat istrinya – Phạm Thu Hương (temannya semasa di SMA) – menganggur.
Lantas, bersama sang istri dia membuka restoran mie instan di Ukraina. Dengan modal uang tabungan plus pinjaman dari teman dan keluarga, ia membuka restoran Vietnam di Ukraina.
Ternyata bisnis ini berhasil. Vuong dan istrinya pun akhirnya produksi secara skala besar mie instan buatannyalaris. Mereka juga mendirikan Technocom – yang kelak menjadi pemimpin pasar produk kuliner dehidrasi di Ukraina.
Namun Vuong, teringat kondisi negeri asalnya, Vietnam. Dia pun memutuskan untuk pulang kampung dan menjual Technocom ke Nestlé seharga US$150 juta pada tahun 2009.
Uang hasil penjualan itulah yang dia gunakan sebagai modal berbisnis di Vietnam.
Dia berbisnis properti di negeri asalnya. Tercatat, pembangunan Vinpearl Resort Nha Trang dan Vincom City Towers (kemudian berganti nama menjadi Vincom Ba Trieu) di pusat Hanoi menjadi proyek pertamanya di tahun 2004. (Aa/Berbagai sumber)