Tahun 2024 Penjualan Bus Diyakini Kian Nanjak di Indonesia, Ini Alasannya

0
235
Ilustrasi, bus Non Ekonomi milik PO Sumex 97 - dok.HMSI

Jakarta, Mobilitas – Sepanjang tahun 2023 kemarin penjualan bus dari diler ke konsumen (penjualan ritel) melonjak.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (5/3/2024) menunjukkan selama tahun 2023 kemarin total jumlah bus yang dibeli konsumen mencapai 5.369 unit. Jumlah ini meroket hingga ratusan persen dibanding tahun 2022 yang sebanyak 2.279 unit.

Sejumlah kalangan menilai lonjakan penjualan ritel bus itu terjadi karena semakin pulihnya mobilitas masyarakat. Dengan kata lain, aktivitas masyarakat untuk bepergian baik untuk tujuan sosial seperti bertandang ke fumah sanak saudara atau rekreasi alias berwisata kembali pulih setelah beberapa tahun sebelumnya mandek akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, seiring dengan pulihanya kondisi sosial, kegiatan ekonomi produktif masyarakat juga meningkat sehingga banyak orang bepergian dalam rangka berbisnis. Salah satu moda transportasi yang digunakan adalah bus.

Bus Mercedes-Benz berbalut karoseri besutan Adiputro di hajatan GIIAS 2019 – dok.Istimewa

“Apalagi di tahun 2023 itu, menurut pengakuan teman-teman pengusaha jasa transportasi bus, banyak unit bus yang pengirimannya ke konsumen tertunda akibat pandemi Covid-19, mulai banyak yang dikirim. Nah, pemesan meminta pengiriman dilakukan segera karena pasar jasa angkutan bus kembali menggeliat seiring kembali normalnya mobilitas masyarakat,” papar Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Pernyataan senada diungkap Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan. Dia menyebut, pada tahun 2023 juga banyak perusahaan otobus (PO) yang melakukan penambahan unit armada bus (termasuk penggantian unit lama dengan yang baru), serta membuka trayek baru.

Lesani yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (5/3/2024) mengatakan pembukaan trayek atau rute baru itu dikarenakan semakin berkembangnya daerah-daerah setelah terbukanya akses daerah dengan daerah lain, karena adanya jalan tol dan sebagainya. Tetapi yang pasti, lanjut dia, prospek pasar angkutan bus di 2024 ini semakin membaik karena kebutuhan masyarakat atas jasa angkutan juga semakin tinggi.

Ilustrasi, bus bersasis Scania dengan karoseri garapan Laksana – dok.Mobilitas

“Bus dipilih karena selain fleksibel karena bisa bepergian secara end to end, yaitu dari titik keberangkaan ke titik terdekat dari tujuan akhir bisa dilakukan dengan bus. Ini tentu berbeda jika menggunakan pesawat atau kereta api. Selain itu, layanan bus saat ini semakin bagus dengan armada berfitur menarik, dan harga tiketnya pun relatif lebih terjangkau dibanding pesawat maupun kereta api,” tandas Lesani. (Yan/Aa)