Jakarta, Mobilitas – Indonesia melalui Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Pandjaitan disebut terus mengajak Geely untuk mengembangkan mobil listrik di Tanah Air.
Bahkan seperti dilaporkan Reuters, Selasa (12/9/2023) dalam sebuah seminar Luhut menyatakan telah meminta Geely Automobile Holding Ltd untuk membantu pengembangan mobil listrik Indonesia pada 2025 atau 2026 nanti.
“Saya sudah tawarkan kepada Geely, mau bikin mobil di Indonesia. Tetapi, (produknya) jadi merek Indonesia dan riset di Indonesia. Merek bilang iya,” ungkap Luhut.
Meski, pada saat itu, Geely Automobile Holding Ltd belum merespon permintaan Reuters untuk wawancara. Tetapi yang pasti, kabar ini terus berkumandang di Indonesia hingga saat ini.
Lantas, bagaimana sejatinya penjualan mobil Geely di pasar global saat ini? Data paparan publik di Bursa Saham Hong Kong dan Dongchedi yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Kamis (26/10/2023) menunjukkan, sepanjang Januari – September tahun ini, Grup Geely menjual 1.55.278 mobil.
Jumlah tersebut meningkat 17 persen dibanding total penjualan mobil selama periode sama di 2022, yang sebanyak 989.638 unit. Namun, di sembilan bulan pertama 2023 itu, total jumlah mobil merek Geely saja mencapai 909.000 unit, meningkat 14 persen dibanding operiode sama di tahun lalu.
Sedangkan di Republik Rakyat Cina (Cina) saja, data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang dinukil Mobilitas, di Jakarta, Kamis (26/10/2023) memperlihatkan selama Januari – September tahun ini, Geely melego 686.244 mobil. Jumlah ini meningkat 7,4 persen dibanding sembilan bulan pertama 2022.
Sekadar informasi Grup Geely terdiri dari merek Geely, Geometry, Livan, dan Zeekr. Selain itu Geely Automobile Holding juga memiliki saham dengan porsi signifikan dan sangat signifikan di Volvo Cars, Polestar, Lynk & Co, Proton, serta Lotus. (Din/Aa)
