Ini Dia AAS, Teknologi Ciptaan Hyundai untuk Menambah Daya Jelajah Mobil Listrik

0
46
Ilustrasi, penggunakan teknologi AAS di mobil Hyundai - dok.Istimewa via Business Korea

Seoul, Mobilitas – Daya jelajah atau kemampuan mobil menempuh jarak yang semakin jauh merupakan kata kunci dalam persaingan di pasar mobil listrik.

Oleh karena itulah, Hyundai Motor Company dan perusahaan yang berafiliasi dengannya yakni Kia Motors Corporation membuat inovasi agar mobil listrik memiliki kemampuan jelajah lebih jauh dalam sekali isi baterai. Caranya, dengan meminimalkan hambatan aerodinamis mobil.

Laporan Business Korea yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (24/1/2024) menyebut untuk mewujudkan semua itu Hyundai dan Kia menciptakan teknologi bernama Active Air Skirt (AAS). “Teknologi ini merupakan sistem pengontrol aliran udara yang masuk melalui bagian bawah bumper, dan sekaligus secara efektif mengontrol turbulensi yang dihasilkan di sekitar roda kendaraan,” bunyi keterangan Hyundai.

AAS beroperasi secara bervariasi sesuai dengan kecepatan laju mobil. Perangkat itu akan beroperasi secara efektif ketika mobil melaju dengan kecepatan 80 kilometer per jam (kpj) atau lebih atau ketika hambatan aerodinamis semakin besar.

“Tetapi perangkat ini akan kembali disimpan atau tidak aktif ketika laju mobil 70 kpj atau kurang dari itu,” sebut Hyundai.

Ilustrasi, mobil listrik buatan Hyundai Group Genesis GV60 – dok.Istimewa via Electrek

Perangkat tersebut dipasang di antara bumper depan dengan roda. Sedangkan alasan AAS hanya menutupi sebagian ban depan dan tidak seluruhnya, karena berkaitan dengan karakteristik platform E-GMP yang digunakan mobil Hyundai.

Hyundai mengaku telah melakukan uji AAS. Hasilnya menunjukkan dengan penggunaan AAS mengurangi koefisien drag (Cd) 0,008 dan drag meningkat 2,8 persen.

AAS yang dalam uji itu dipasang pada Genesis GV60 (merek mewah milik Hyundai) terbukti mampu menambah jauh jangkauan mobil tersebut hingga 6 km. “Ini dikarenakan aerodinamika mobil yang meningkat,” klaim Hyundai.

Pabrikan mobil terbesar di Korea Selatan itu disebut telah mengajukan hak paten atas penemuan teknologi tersebut di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Sedangkan peluncuran teknologi itu telah dilakukan di Korea pada Selasa (23/1/2024) kemarin. (Din/Aa)