Meski Ceruk Pasar Kecil Motor Sport Tak akan Punah di Indonesia, Ini Penyebabnya

Arif Arianto
2 Min Read
Ilustrasi, motor sport - dok.Cycle News

Jakarta, Mobilitas – Sepanjang periode Januari – Agustus 2024, total penjualan motor sport di Indonesia menyusut dibanding periode sama di tahun lalu.

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (1/10/2024) menunjukkan, sepanjang delapan bulan pertama 2024 tersebut motor sport yang terjual di Tanah Air sebanyak 195.06 unit.

Jumlah ini setara dengan 4,49 persen dari total penjualan motor (seluruh model, mulai dari matik, bebek, dan sport) yang sebanyak 4.343.781 unit (total penjulan ini naik dibanding tahun 2023).

Sementara, di periode Januari – Agustus 2023 jumlah motor sport yang terlego mencapai 217.326 unit. Total angka penjualan tersebut setara dengan 5,16 persen dari total penjualan motor yang mencapai 4.211.737 unit.

Ilustrasi, knalpot sepeda motor sport – dok. YouMotorcycle

Namun, total penjualan motor sport selama delapan bulan pertama 2022 itu, juga lebih bagus ketimbang jumlah penjualan yang tercetak pada Januari – Agustus 2022 yang sebanyak 171.934 unit dari total penjualan seluruh model motor yang mencapai 3.097.900 unit.

Fakta ini membuktikan bahwa kinerja naik turunnya penjualan motor sport juga paralel dengan total penjualan seluruh model motor alias kondisi pasar. Tetapi, fakta yang juga tidak bisa dimungkiri adalah, pangsa pasar sepeda motor jenis ini yang berada di kisaran 5 persen – 6 persen atau jauh dibanding pangsa pasar motor bertransmisi otomotis (motor matik).

Meski mengakui pangsa pasar motor sport memang kecil, namun Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, belum lama ini menegaskan keberadaan motor sport tidak akan punah di Indonesia. “Sebab, ada beberapa alasan mengapa permintaan motor sport di masyarakat tetap ada,” ungkap Sigit.

Pertama, masyarakat membutuhkan motor sport karena untuk keperluan khusus untuk kegiatan-kegiatan tertentu di daerah dengan kondisi geografis atau kontur lintasan yang sulit. Kedua, karena untuk memenuhi hobi. (Anp/Aa)

Share This Article
Follow:
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id