Jakarta, Mobilitas – Mitsubishi Fuso hadir di Indonesia sejak tahun 1970, melalui PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai distributor resmi. Saat awal kehadirannya itu, Fuso bersama PT KTB menghadirkan Mitsubishi Colt T100.
Sejak saat itu, bisnis Mitsubishi Fuso terus berkembang. Jaringan penjualan dan layanan purna jual plus penyediaan suku cadang terus bertambah. Begitu pun varian model kendaraan yang ditawarkan.
“Sehingga, kalau ditotal sampai saat ini, atau dalam kurun waktu 55 tahun, jumlah truk Fuso yang terjual di Indonesia sudah mencapai 1,5 juta unit lebih. Bahkan, kami, Fuso masih menjadi market leader di segmen kendaraan truk dengan pangsa pasar 39,6 persen. Di segmen pasar truk light duty atau truk ringan (LDT), kami menguasai pangsa pasar hingga 54 persen lebih,” ungkap Sales and Marketing Director PT KTB, Aji Jaya, saat ditemui Mobilitas usai peluncuran produk baru di Jakarta, Jumat (18/9/2025).
Aji menyebut sejak awal Mitsubishi Fuso Indonesia fokus ke segmen pasar logistik dan konstruksi dengan menyodorkan varian truk ringan (LDT) dan truk medium (MDT) dengan model Mitsubishi Fuso Canter dan Mitsubishi Fuso Fighter.
“Dua sektor itu (logistik dan konstruksi) kami prioritskan untuk digarap karena bisnis logistik itu tidak ada matinya, karena ini berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia yaitu konsumsi. Selama masih ada kehidupan, sektor logistik masih terus berjalan. Sementara sektor konstruksi kami bidik karenaa, Indonesia terus menggelar program pembangunan fisik infrastrukrur,” tandas Aji.
Pernyatan senada diungkap General Manager Business Communication PT KTB, Totok Sudaryanto, yang ditemui Moblitas di tempat yang sama. Menurut Totok, konsumen truk Fuso di Indonesia merupakan konsumen loyal, bahkan loyalitas tersebut turun temurun.
Mengapa demikian, lanjut Totok, karena mereka telah membuktikan kualitas keandalan performa maupun daya tahan truk. Terlebih, Fuso terus melakukan inovasi layanan purna jual.
“Saat ini kami mempunyai 226 dealer, 21 depo parts (parts depo), dan lebih dari 7.000 toko suku cadang,19 bengkel siaga 24 jam dan 139 unit mobile workshop untuk mendukung layanan konsumen. Sehingga, bisnis pemilik truk bisa berjalan maksimal, karena benar-benar zero down time. Inilah yang menjaga kepercayaan konsumen, ” jelas Totok.
Fakta tersebut diakui pengusaha angkutan truk di bawah bendera PT Roda Nusantara Jaya, Syaiful Bahri. Pria yang juga pengurus Asosiasi Pengusah Truk Indonesia (Aptrindo) Banten menegaskan ada empat aspek yang dipegang pelaku bisnis saat membeli truk.
“Selain faktor keiritan bahan bakar, kapasitas angkut dan ketahanan. Lalu kecepatan dan ketepatan layanan pura jualnya. Dan keempat aspek keamanannya, ” kata Syaiful kepada Mobilitas. (Yus/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id
