Tokyo, Mobilitas – Setelah di tahun 2021 ambrol sangat dalam, penjualan Toyota Raize selama 2022 sedikit membaik meski belum pulih seperti 2020.
Namun, ternyata di periode Januari hingga Juli tahun ini, penjualan SUV kompak Toyota tersebut kembali ambrol. Data Asosiasi Diler Mobil Jepang (JADA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Jepang (JAMA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (11/8/2023) menunjukkan selama tujuh bulan pertama itu, Toyota Raize terjual sebanyak 37.310 unit.
Jumlah penjualan tersebut anjlok 27,5 persen dibanding Januari – Juli 2022. Bahkan di bulan Juli saja, penjualan yang dibukukan hanya 3.977 unit, anjlok hingga 35 persen dibanding Juli 2022.
Data kedua asosiasi itu juga memperlihatkan, sepanjang 2020 lalu Toyota Raize masih laku sebanyak 126.038 unit. Dengan kata lain, saban bulannya terjual 10.000 unit lebih di Negeri Matahari Terbit itu.
Tetapi, di tahun berikutnya atau tahun 2021, penjualan mobil andalan Toyota Motor ini rontok. Totalnya hanya 81.880 unit.
Selama tahun 2022, penjualan Toyota Raize memang, naik yakni menjadi 86.932 unit. Namun, kinerja penjualan itu belum pulih seperti tahun 2020.
Sekadar informasi, JADA dan JAMA mencatat, sepanjang Januari hingga Juli 2023 ini, total penjualan mobil di Negeri Matahari Terbit mencapai 2.829.653 unit. Jumlah ini menanjak 16,2 persen dibanding tujuh bulan pertama di 2022.
Analis industri di Bursa Saham Tokyo, Hiroshi Takanaka, yang dikutip Asia Business Insight, Kamis (10/8/2023) menyebut pesona Toyota Raize mulai surut ketika terjadi penarikan (recall) karena masalah fuel pump. Persepsi konsumen semakin negatif setelah Daihatsu Motors yang memproduksi mobil ini mengakui adanya manipulasi hasil uji tabrak kendaraan.
“Karena kpercayaan konsumen terhadap produk adalah kualitas. Baik yang menyangkut kenyamanan dan keamanan, selain faktor gaya desain dan teknologi lainnya,” ujar Takanaka. (Din/Aa)
